Jumat, 20 November 2015

Art of Life

Profesi boleh saja sama. Sealiran, sepemahaman, sebuku diktat malahan. Namun, ada yang berbeda. Kecil sih, tapi luar biasa efeknya. Bisa jadi pembanding, yang jika dibicarakan,bisa tak ada henti-henti.

Hanya pembuka bicara saja. Bukan, bukan basa-basi. Hanya pembuka topik pagi ini saja. Mengisi kekosongan yang tidak sebenarnya kosong. Hanya mencoba mengambil manfaat dari waktu yang ada.

Hanya komunikasi sedikit saja. Hanya pertanyaan biasa saja. Tapi, ya, cukup sudah tersimpulkan. Di sela-sela kesibukan, membagi fokus dengan yang lain memang bukan hal yang mudah. Ibaratnya, dalam pepatah, sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil melayani pasien dengan baik, sambil juga menarik perhatian koas yang celingak-celinguk tak menentu dalam ruangan. Hanya melirik percakapan antara dokter dan pasien.
Hanya itu saja.

Ditanya sesekali sambil diajarkan itu sesuatu sekali. Apalagi bagi kami (its hard to tell).

Dan hari-hari ke depannya, tak ada beban di hati.

Ya, hanya itu saja.
Seni menciptakan suasana yang nyaman. Bahkan seperti apapun suasana hati. Sesibuk apapun hari yang akan dijalani. Keep on walking.

Dan kesimpulan saya, bahasa tubuh itu memang penting.

Seperti beberapa saat lalu, saat saya ditegur karena penampakan yang ogah-ogahan menghadap seorang dosen karena memang, saya tak ingin melakukan sesuatu yang bukan kewajiban saya.

Dampaknya besar sekali. Bahkan setelah saya insyaf-pun, kesan pertama itu tak bergeming sama sekali dari pandangan beliau.

Its okay. Jadikan saja pembelajaran yang memang pahit. Yang nyaris meluluhlantakkan kepercayaan diri.

Sekali lagi. Walau kadang memang sulit, coba saja.
Coba berkali-kali. Just try it!

Hingga rasa lelah pun lelah menyapa.

Art of life.

Tidak ada komentar: