Pemimpin:
1. Mendorong dari belakang.
2. Membimbing dari samping.
3. Menarik dari depan.
Cara untuk melahirkan pemimpin yang baik:
1. Siapkan kader-kader yang berpotensi.
2. Melahirkan kader yang memiliki skills.
3. Syuro sebagai sarana untuk melahirkan keputusan sesuai dengan syariat islam.
Allah SWT berfirman:
Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan apapun. (Ali Imran 159)
Urusan mereka (orang Islam) dimusyawarahkan sesama mereka. (Asy Syura 38)
Rasulullah SAW bersabda:
Hajat tercapai bagi mereka yang membuat 'istikharah', dan tidak ada penyesalan bagi mereka yang bermusyawarah, dan tidak susah mereka yang berhemat dengan cermat. (Riwayat At Tabrani)
Berdasarkan ayat-ayat ALLAH dan sabda Rasulullah yang tertulis di atas, Islam menggalakkan umatnya mengadakan syura (musyawarah). Karena berdasarkan pengalaman kita, syura memang besar faedahnya kepada hidup kita dan masyarakat. Sebab itu ALLAH sendiri yang memerintahkan supaya syura dipraktikkan.
Syuro dapat menghilangkan otoritas dari pemimpin. Adapun berbagai hal yang dapat diselesaikan dengan syuro, antara lain:
1. Masalah-masalah hidup di rumah, dalam masyarakat dan dalam negara.
2. Keperluan-keperluan ekonomi, pendidikan, pembangunan dan lain-lain lagi.
3. Gangguan musuh.
4. Kebuntuan fikiran.
Fungsi Syuro:
1. Secara psikologi, untuk meminimalisir rasa bersalah apabila ada pendapat yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan harapan, serta untuk memberikan kebebasan dalam berpendapat dan bersuara.
2. Fungsi instrumental, sebagai alat yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan.
Anggota majelis syuro
1. Beragama Islam. Dengan orang bukan Islam tidak ada syura (yakni dalam urusan khusus umat Islam saja).
Hal itu berdasarkan Hadist Rasulullah:
Mereka yang hendak selesaikan sesuatu urusan maka mereka bermusyawarah yang anggotanya orang-orang Islam. ALLAH bersama mereka dalam menyelesaikan urusan itu. (Riwayat Ath Thabrani)
Orang bukan Islam itu, mereka tidak tahu mana yang hak dan mana yang bathil menurut pandangan Islam. Selain itu orang kafir yang memusuhi Islam, kalau terbawa ke dalam majelis syuto, akan memberi pandangan-pandangan yang jahat dan beracun serta membahayakan umat Islam. Bagaimanapun dalam Negara Islam, hak-hak orang bukan Islam tidak diabaikan sama sekali. Urusan mereka dibincangkan bersama mereka. Artinya, segala kepentingan bersama dan keperluan mereka disyurokan dengan mereka.
2. Bertakwa. Tidak semua orang Islam layak diajak berbincang. Sebab tidak semua orang Islam mampu memberi fikiran yang adil dan ikhlas dalam perbincangan dan dalam membuat keputusan. Syarat takwa itu amat penting dalam melindungi dan mendorong manusia supaya membuat keputusan yang tepat, bersih dan diberkati.
3. Cerdik, yakni orang yang memiliki buah fikiran yang baik, bernas, sesuai logika, tajam dan tepat. Pandangan dari orang-orang seperti itu saja yang diperlukan. Selain dari mereka itu, tidak usah diundang untuk dibawa berbincang. Sebab mereka akan memberi pandangan yang tidak mengena (tepat). Hal itu membuat majelis tersebut membuang waktu saja. Selain itu, kalau pandangan mereka ditolak, nanti akan timbul kecil hati. Sebab itu lebih baik tidak diajak ke majelis syuro.
4. Seorang yang sesuai dengan bidang yang akan dibincangkan. Syarat itu penting diperhatikan supaya orang-orang yang akan membuat keputusan dalam hal yang disyurokan itu, betul-betul orang yang tahu seluk beluk perkara tersebut. Kalau orang pertanian, ditanya fikirannya tentang hal-hal ketentaraan, tentu dia akan memberi jawaban yang tidak tepat. Dan kalau pandangannya diterima sebagai keputusan syuro, akan merugikan negara dan masyarakat itu sendiri.