Contoh skenario pre acara seminar kedokteran...Siapa tau bisa jadi rujukan.
SKENARIO PSIKOSOMATIK
Ibu Halimah (42 tahun), akhir-akhir ini sering mengeluh nyeri ulu hati. Kadang disertai dengan sakit kepala dan mual. Beliau berkunjung ke dokter dan memaparkan berbagai keluhan yang dirasakannya. Dilakukan pemeriksaan fisik , namun tidak ditemukan kelainan yang berarti. Oleh dokter, Ibu Halimah diberi obat analgesik dan disarankan untuk banyak istirahat. Dalam kurun waktu 3 bulan semenjak itu, Ibu Halimah semakin intens mengunjungi dokter. Beliau merasa tidak pernah merasa lebih sembuh hanya dengan mengkonsumsi obat-obatan. Apalagi lokasi keluhan yang dideritanya sering berpindah tempat/ tidak spesifik. Setiap kali berkunjung beliau merasa lebih sehat meski dokter hanya mendengarkan ceritanya dan memberi nasehat. Cukup terjalin rapport yang baik antara dokter dengan pasien, sehingga akhirnya Ibu Halimah lebih open dan menceritakan apa sebenarnya yang selama ini begitu mengganjal perasaannya. Dari anamnesis dokter dengan Ibu Halimah ternyata masalah keluarga menjadi faktor pemicu keluhannya. Dimana sekitar 6 bulan yang lalu, ayah Ibu Halimah telah berpulang ke Rahmatullah. Beliau sangat terpukul dengan hal tersebut. Selain itu, beliau juga bermasalah dengan pembagian harta warisan antara dirinya dan saudara perempuannya. Yang mana saat itu saudara perempuannya yang nasibnya tidak seberuntung Ibu Halimah ingin agar seluruh harta tersebut diwariskan kepadanya. Apalagi saudaranya juga memiliki 10 orang anak, sedangkan ibu Halimah hanya 1 anak semata wayang. Oleh Ibu Halimah,yang mana beliau tidak ingin hubungan silaturrahim dengan saudaranya terganggu, berniat dengan ikhlas untuk menyedekahkan hak harta warisannya kepada saudaranya. Setelah bermusyawarah dengan pihak terkait, akhirnya seluruh hak harta warisan jatuh pada saudaranya. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Selang beberapa saat kemudian, ternyata saudara Ibu Halimah berfoya-foya dengan hartanya, anak-anaknya terlantar dan tidak diurus dengan semestinya. Ibu Halimah sangat marah dan kecewa, tapi hanya bisa memendamnya saja. Beliau merasa bersalah kepada almarhum ayahnya, dan sering menyalahkan diri sendiri. Beliau mengalami depresi, tertekan dengan semua fakta yang ada. Beliau tidak habis pikir kenapa dia harus mengalami hal ini. Beliau merasa kehidupan ini tidak adil, padahal selama ini dia banyak melakukan kebaikan kepada orang lain. Sebagai seorang dokter, bagaimana cara menyikapi permasalahan yang dihadapi oleh Ibu Halimah berdasarkan syariat islam dan medis?
SKENARIO NEURO
Tn. Halim (50 tahun), dikenal sebagai seorang ustad kondang di kampungnya. Di usianya yang sudah menginjak kepala 5 ini, beliau masih aktif dengan kegiatan di surau. Namun malang nasibnya, saat beliau selesai berwuduk sebelum mengumandangkan adzan, tiba-tiba ada anak yang berlari-lari di halaman surau dan tak sengaja menabrak beliau, sehingga beliau terjatuh dan pakaiannya kotor. Dengan emosi yang meledak dan tak terkendali beliau spontan marah kepada anak tersebut. Tiba-tiba beliau langsung jatuh tersungkur ke tanah tak sadarkan diri dan segera dibawa ke RSUD oleh salah seorang jamaah. Di RSUD, Tn. Halim masih juga belum sadar, sehingga langsung dibawa ke IGD oleh salah seorang petugas. Setelah ditindaklanjuti dan setelah Tn. Halim sadar, keluarga diperbolehkan untuk membesuknya. Keadaan Tn. Halim sungguh memilukan hati, tangan dan kaki sebelah kiri beliau lumpuh, mulut mencong, dan berbicara pelo. Istri Tn. Halim, sambil menahan tangis bertanya apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya, padahal sebelumnya beliau baik-baik saja. Dokter memberitahu keluarganya bahwa Tn. Halim terkena serangan stroke. Dokter jaga menanyakan kronologi peristiwa yang terjadi pada Tn. Halim. Dari hasil anamnesis dengan keluarga pasien, didapatkan bahwa Tn. Halim seorang perokok, memiliki riwayat hipertensi dan DM. Apalagi beberapa bulan terakhir emosi beliau sulit dikendalikan. Dari penuturan jamaah yang sekaligus tetangganya, mengatakan bahwa selama ini beliau dikenal sebagai pribadi yang ramah oleh masyarakat sekitar. Selain kaya beliau juga alim ulama, dermawan dan tempat bertanya. Tapi semenjak bisnis perusahaannya mengalami kerugian akibat investor palsu, akhirnya bisnis beliau terpaksa gulung tikar dan perusahaannya diambil alih oleh orang lain. Sejak saat itu, Tn. Halim menjadi lebih emosi, mudah curiga dan tidak percaya lagi dengan orang lain. Apalagi banyak tetangga beliau yang datang memberi bantuan ala kadarnya, tapi semuanya ditolak mentah-mentah oleh Tn. Halim. Kadang beliau merasa tertekan dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini, takut dengan masa depan anak dan cucunya. Meski begitu, beliau masih aktif di surau, walau hanya menjadi pengumandang adzan saja, tidak seperti dulu yang mana beliau aktif mengisi pengajian dan ceramah agama. Sebagai seorang dokter jaga, bagaimana seharusnya menyikapi permasalahan Tn. Halim? Suntikan moral islami apa yang harus dilakukan oleh dokter terhadap keluarga pasien, dan terutama sekali terhadap pasien?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar