Selasa, 29 April 2014

Surat Cinta untuk Suriah



Padang, 17 Rabiul Akhir, 1434 H

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalaamu’alaikum wr wb

Dear saudaraku Suriah… Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga Allah tetap memberikan nikmat iman dan indahnya ukhuwah diantara kita. Taukah kalian wahai saudaraku,, tak pernah hati ini seperih ini saat tahu keadaan kalian di luar sana..

Sungguh, merasa sangat berdosa diri ini, karena aku sungguh tak tau, tak tau dengan keadaan kalian. Saudara seiman, masihkah aku sanggup untuk menguatkan kalian? Tidak, bahkan aku sendiri tak sanggup menguatkan diri. Kalian sudah cukup menyadarkanku bahwa kalian saudaraku, adalah orang-orang yang tak takut mati, merindukan syahid yang bahkan rela disiksa, dikhianati, diambil kebahagiaan hidup bersama keluarga dan orang-orang tercinta oleh orang-orang yang menuhankan nafsu dan kekuasaan sesaat, tapi masih saja kalian tak pernah berhenti melafazkan kata-kata ahad, layaknya Bilal bin Rabbah.

Saudaraku, yang saat ini tengah berjuang di jalan Allah.. maafkan aku yang mengaku sebagai saudaramu tapi terkadang tak mampu melakukan apa-apa, entah itu karena keegoisan atau kenaifan. Pantaskah kita saling mencintai tapi keadaan kalian saja terkadang kuabaikan? Sungguh, maafkan aku saudaraku.

Aku sungguh tak menyadari, selain saudara seperjuangan di Palestina, ternyata kalian di Suriah juga tengah memperjuangkan iman dan aqidah kalian disana.. Subhanallah, sungguh aku tak mengetahui sejauh aku mengetahui keadaan saudara seiman di tanah Palestina. Maafkan aku Suriah..

Baru sesaat aku menyadari keadaan kalian, yang memiriskan hati dan menyayat jiwa, memilukan bagi siapapun yang mendengar jerit tangis kalian, yang tetap dengan tegar dan lantang menyebut satu kata, yaitu Allah. Bukan, bukan jerit tangis kesakitan, jeritan bahagia bagi kalian saudaraku karena aku yakin saat itu kalian tengah memandang indahnya surga dan sapaan suara lembut malaikat yang mencabut nyawa kalian dengan senyum.

Rasa-rasanya belum pantas aku mengatakan cinta kepada kalian, Suriah. Memang rasanya baru kemarin sore aku mengenal kalian, mengetahui kondisi kalian. Tapi keikhlasan dan komitmen kalian untuk mempertahankan kemurnian islam dalam hati dengan seyakin-yakinnya, membuat hatiku sontak luluh, malu karena aku tak seperti kalian. Malu karena sebagai muslim sering terbuai dengan waktu luang yang banyak tapi hanya kusia-siakan bahkan kuhabiskan untuk hal yang tak berguna. Tapi bagi kalian, waktu lapang yang kumiliki ini, meski hanya sepersekian detik mungkin sangatlah berharga dalam memperkokoh keyakinan dalam berislam.

Saudaraku Suriah, meski raga kita tak sempat bertemu, tak pernah mengenal dan menyapa satu sama lain, tapi izinkanlah aku untuk mengatakan ini pada kalian, Aku mencintaimu karena Allah, saudaraku. Semoga Allah kelak menaungi kita dalam keridhoanNya. Hanya doa yang dapat kukirimkan untuk kalian, semoga Allah memberikan ketenangan dan kemudahan kepada kalian wahai saudaraku, agar mudah menghadapi ujian ini. Ujian kehidupan yang semakin memperkuat ikatan ukhuwah kita, muslim sedunia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr wb

Tidak ada komentar: