Selasa, 29 April 2014

Masjid Raya Sumbar



A. Masjid Raya Sumbar Tempat Ibadah Terunik di Dunia

Seperti kita ketahui, bahwa banyak sekali arsitektur masjid yang masih mempertahankan arsitektur peradaban asli suku bangsa setempat di dunia ini, disebabkan bangunan tersebut telah ada dan dibangun pada zaman awal masuk dan berkembangnya agama Islam. Terdapat kategori “7 Simply Amazing Mosques” di dunia. Dimana Masjid Raya Sumbar berada di urutan ke-7 setelah Masjid Agung Djenné di Afrika Barat, Masjid Agung dari Xi’an di Cina, Mesjid Agung Samarra di Irak, Masjid Jami-Ul-Alfar, di Kolombo Sri Lanka, Masjid Dublin di Irlandia, dan Masjid Assyafaah di Singapore.

Pemerintah Propinsi Sumatera Barat berusaha mewujudkan land mark selain yang ada di Sumbar yaitu Jam Gadang di Kota Bukittinggi, sehingga akan ada land mark baru bernama “Mahligai Minang”. Ini adalah hasil karya arsitektur pemenang sayembara yang diikuti 323 arsitek dari sejumlah negara.

Mahligai Minang tidak semata-mata sebuah masjid, tetapi sebuah identitas yang akan menjadi pusat peradaban, dimana salah satu bangunan utamanya adalah bangunan masjid. Disitulah perpaduan antara Islam dan Minangkabau, dengan melengkapi bangunan atau ruangan, antara lain; ruangan atau bangunan lembaga pendidikan seperti perpustakaan, tempat rekreasi keluarga sakinah, ruang serba guna yang menampung 3.000 orang yang bisa digunakan untuk seminar, pertunjukan kesenian, dan sebagainya.

Masyarakat Minangkabau yang sebagian besar adalah penduduk wilayah Propinsi Sumatera Barat dalam menjalankan kehidupan sosial budayanya tetap berpegang teguh pada adagium adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah (ABS-SBK). Oleh karena itu, sejak dulu sampai sekarang, masjid sebagai representasi kehidupan merupakan salah satu ikon budaya yang penting.

Masjid tidak saja dapat dijadikan ukuran dari keberhasilan masyarakat suatu wilayah/nagari, tetapi sekaligus menjadi sebuah kebanggaan masyarakat di nagari tersebut. Itulah sebabnya sampai sekarang, setiap orang Minangkabau baik yang di kampung maupun yang di rantau selalu bergairah dan berlomba-lomba membangun dan memakmurkan masjid. Dengan demikian, masjid menjadi sentral kegiatan sosial kemasyarakatan. Di dalam adatnya disebutkan, sebagai salah satu syarat bagi sebuah nagari antara lain adalah babalai bamusajik. Adanya balai tempat bermusyawarah ninik mamak dan adanya masjid untuk aktivitas keagamaan dan ilmu pengetahuan.

Masjid Raya Sumbar merupakan bangunan utama Mahligai Minang, yang mengambil dan mengaktualisasikan kembali seni dan arsitektur bangunan “Minangkabau pada masa peradaban kebudayaan awal”. Keunikannya terletak pada bentuk bangunan yang berarsitektur perpaduan modern dan tradisional rumah adat Minangkabau dengan ciri khas atap runcing.Selain itu, struktur dan arsitektur bangunan masjid dibangun dengan desain konstruksi anti guncangan kuat sehingga diharapkan aman dari gempa berkekuatan besar.
Masjid Raya Sumbar tengah dibangun dengan ukuran bangunan 18.091 meter persegi di jalan Khatib Sulaiman pada satu sisi dan sisi lain di Jalan K.H Ahmad Dahlan berada di pusat Kota Padang dengan biaya pembangunan hingga Rp507,82 miliar. Tempat ibadah yang dapat menampung total kurang lebih 20 ribu jemaah, dibangun pada lahan seluas 40,98 hektar, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi.

Terkait konstruksi masjid yang tahan gempa, para konsultan perencanaan mendesain bangunan ini dengan memperhatikan secara sempurna seluruh ketentuan dalam peraturan Gempa Indonesia terbaru. Dengan demikian, apabila terjadi gempa berkekuatan besar, bangunan Masjid Raya Sumbar sudah didesain mampu menahan beban guncangan tersebut.

Struktur bangunan Masjid Raya Sumbar berupa open frame terbuat dari struktur beton bertulang dan baja untuk menahan beban vertikal dan lateral. Struktur atap dibuat truss pipa baja disangga empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung dengan mutu K-450. Keempat kolom beton utama dihubungkan ringbalk dari truss baja setinggi 2,5 meter dan diperkuat deretan kolam baja miring yang selain mendistribusikan gaya vertikal beban atap juga mendukung konstruksi fasade masjid.

Seluruh kolom lantai dasar menggunakan beton sedangkan kolom-kolom lantai satu merupakan kombinasi antara beton dan baja. Untuk pondasi, digunakan tiang pancang (spun pole) dan bored pile, sedangkan konstruksi lantai dasar menggunakan pelat struktural supaya tidak terjadi penurunan lantai sebagian masjid, mengingat lokasi pembangunan di lahan bekas rawa-rawa.
Rancangan bangunan masjid yang memberikan keamanan dari bencana itu diharapkan meminimalkan kekhawatiran jemaah ketika di dalam masjid sehingga lebih khusuk beribadah.

B. Arsitektur Masjid Raya Sumbar Bergaya Modern

Masjid Raya Sumbar megah dan modern ini dibangun di tanah seluas 40.343 meter di ujung Jalan Khatib Sulaiman, Padang, di depan kantor PT Telkom. Masjid raya ini memiliki konsep memadukan antara rumah ibadah dengan ruang pendidikan, bisnis, dan hiburan yang Islami.

Seluruh bangunan memiliki lantai dasar seluas 11.829 meter persegi dimana terdapat pelataran parkir, toilet dan tempat wuduk, serta perpustakaan dan museum. Di atasnya berdiri masjid dua lantai dengan lantai atas berupa Mezzanine sebagai ruang salat wanita seluas 1.832. Ruang salat utama sendirinya luasnya 4.430 meter persegi yang akan menampung 6.000 jemaah.

Arsitektur masjid terkesan modern dengan penonjolan gonjong rumah adat Minangkabau dengan sebuah menara runcing di depannya dan dinding atap bermotif songket tembus pandang. Atapnya lebih menyerupai selembar kain yang dipegang empat orang di keempat sisinya. Sebuah desain baru masjid Minangkabau yang tidak akan menyerupai masjid lainnya, baik Sattariyah maupun Muhammadiyah.
Di belakang bangunan masjid berdiri dua blok bangunan. Dua bangunan ini dijadikan madrasah (setingkat SD dan SLTP), ruang pelatihan, ruang seminar, dan ruang konsultasi. Selain itu juga ada fasilitas komersil yang berisi toko-toko, restoran, dan lapangan olahraga. Sebagian areal juga dijadikan taman dengan fasilitas tempat bermain dan playgroup.

Masjid Raya Sumbar mengadopsi konsep masjid Muhammadiyah yang tak hanya identik dengan kubah dan dipadu dengan aktivitas ekonomi. Ini terjadi karena Gubernur Gamawan Fauzi yang menggagas masjid ini dengan dukungan suara Partai Amanat Nasional serta Partai Keadilan Sejahtera di DPRD Sumbar, berlatar belakang Muhammadiyah.

Bangunan mesjid dikerjakan PT Total Bangun Persada Tbk dengan konsultan perencana PT Penta Rekayasa. Pengerjaan dilakukan dua tahap. Tahap I pekerjaan persiapan, pengurugan tanah, dan pembangunan struktur bangunan dengan anggaran Rp100 miliar dari dana APBD Provinsi. Tahap II pembangunan bangunan mesjid berikut arsitekturnya serta bangunan penunjang, pekerjaan lansekap dan pertamanan. Dana tahap dua ini diperkirakan Rp500 miliar yang rencananya dari bantuan masyarakat dan dunia usaha.

C. Masjid Raya Sumbar Ditinjau dari Berbagai Aspek Kehidupan Masyarakat Minang

Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) yang tengah dibangun ini didesain dengan konstruksi bangunan yang mampu menahan getaran gempa. Menyikapi kondisi geografis Sumbar yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar, maka Masjid Raya Sumbar menggunakan konstruksi yang didesain mampu mengantisipasi getaran gempa kuat.

Pembangunan Masjid Raya Sumbar, ditinjau oleh wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat pemerintah pusat lainnya. Masjid dengan daya tampung total 20 ribu jemaah itu dibangun pada lahan seluas 40,98 hektare, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi dengan dana pembangunan total diperkirakan Rp507,82 miliar.

Terkait keresahan psikologis masyarakat terhadap isu bencana gelombang tsunami, pembangunan Masjid Raya Sumbar juga disikapi dengan meninggikan ruang shalat utama setinggi tujuh meter dari permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk lokasi evakuasi jika terjadi tsunami.

Hal itu membawa dampak positif bagi psikologi masyarakatnya. Sebab, mereka akan merasa aman beribadah, sehingga bisa lebih khusuk. Selain itu, jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi atau tsunami, masjid ini dapat dijadikan sebagai sarana penyelamatan dan tempat evakuasi bagi masyarakat sekitar dengan daya tampungnya yang cukup besar.

Dari segi ekonomi, tentunya kehidupan perekonomian masyarakat akan meningkat. Dengan adanya berbagai sarana hiburan, bisnis, dan sebagainya yang membuat perekonomian masyarakat lebih bergerak. Disamping situasi dan kondisi yang cukup kondusif, keamanan dan kenyamanan tempatnya yang membuat pedagang dan pengunjung lebih ramai.


Glasse, Cyril.1996. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
www.antara news.com
www.arsitektur islam.com
www.design mesjid.com
www.google.com
www.padang today.com

Tidak ada komentar: