Kamis, 25 Juni 2015

Cermin

Suatu ketika, saat aku masih kecil. Saat itu, ada sebuah cermin. Aku melihat kesana. Tampak bayanganku. Jelas, nyata. Kulihat lamat2. Masih jelas dalam ingatan. Pertanyaan paling aneh itu pun muncuk. Untuk pertama kalinya.

Siapa aku? Kenapa aku ada di dunia ini? Kenapa bentukku seperti ini? Kenapa aku dilahirkan sebagai manusia? Sampai kapan aku akan ada disini?

Pertanyaan itu muncul begitu saja.
Hatiku tercekat.
Aku takut. Pada diriku sendiri. Pada dia yang ada di dalam cermin.

Aku tak tahu, sama sekali.

Dan itu terasa menyesakkan hati.

Hey, kenapa aku tidak menjadi burung saja? Yang bebas terbang kemanapun dia ingin? Yang tampak tak ada beban satupun dalam hidupnya?

Kenapa pula aku tak menjadi seekor cicak di dinding?
Yang hanya menempel diam disana sembari menunggu mangsa? Hanya butuh sedikit usaha, tak perlu macam2 susahnya?

Dan pertanyaan itu tak terjawab. Aku pun melupakannya. Setiap kali melihat cermin, kuabaikan bayangan semu yang ada disana. "Ah, sudahlah. Barangkali itulah takdirku," beberapa waktu kemudian pernyataan itu terlontar begitu saja. Ya, takdir.

Berada dalam dimensi ruang dan waktu. Gerigi digital yang hilang timbul diantara kerumunan manusia.

Itulah perasaan yang muncul kali kedua saat aku sudah beranjak dewasa.

Kreativitas dan keingintahuan anak kecil yang luar biasa, menurutku. Terkadang, banyak hal yang terlupa. Padahal esensinya sungguh nyata.

Aku termangu. Pagi ini, dalam barisan shaf yang rapi, ingatan itu terlintas. Memaksaku untuk kembali. Ya, mengingat semuanya.

Setidaknya aku tak lagi lupa diri.
Setidaknya aku tak lagi mengkhianati diri.
Dan setidaknya, aku masih ingat akan tugas dan kewajibanku. Suka atau tidak suka.

Its hard. But, I will, and I should do it.

Terimakasih masa kecilku. Sepotong ingatan yang mengingatkanku akan arti hidup. Takdir manusia untuk berusaha semaksimal mungkin. Takdir manusia untuk mengemban amanah luar biasa dari-Nya. Ya, hanya manusia.

Wallahu a'lam.

Selasa, 23 Juni 2015

Healthy Idol

Idol kita siapa??

Artiskah? Penyanyikah? Bintang koreakah?

Who is your idol??
Rasulullah SAW, Insyaallah.

Okay, mengawali tulisan malam ini yang terinspirasi dari ceramah ramadhan di mesjid dekat kosan. So, daripada lupa atau dibiarkan berlama2 mencokol di dalam otak dan hilang, maka tuliskan saja.

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya....

Jadi, Rasulullah ada suri teladan umat islam.

Laqod kaanalakum fii rasuulillahi uswatunhasanah

Banyak hal yang bisa kita teladani dari kehidupan beliau. Semua itu bermanfaat bagi kehidupan kita baik duniawi maupun ukhrawi. Segala hal yang kita lakukan rak pernah lepas dari kepentingan duniawi, pun ukhrawi, bukan?

Dalam hal ini, sang ustad mengambil fokus pada bidang kesehatan. Mengupas topik kesehatan ala Rasulullah. Bagaimana sih, pola sehat Rasulullah?

1. Rasulullah selalu sehat sepanjang usianya, hanya sakit satu kali saja. Ya, itu menandakan betapa hebatnya beliau dalam menjaga kesehatan. Jika dibandingkan dengan kita di zaman canggih saat ini, tak luput seorang pun yang hanya sakit sekali saja dalam hidupnya.

2. Rasulullah tidak pernah begadang.
Ya, begadang saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa atau tidak, tetap saja bukan pola hidup yang sehat. Beliau selalu tidur cepat selepas isya. Dan bangun cepat pula. Bangun awal pagi sehat, karena udara pagi masih jernih.

3. Porsi seimbang untuk gizi tubuh, yaitu 1/3 untuk udara, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk makanan.

Why like that???

Ya, karena sumber dari segala sumber penyakit ada di perut. Makanan jadi sumber penyakit.

4. Jalan kaki adalah hobi Rasulullah. Meski beliau punya alat transportasi seperti unta, beliau hobi jalan. Pergi ke mesjid beliau lebih suka dengan jalan kaki. Jalan kaki membuat tubuh sehat karena juga termasuk olahraga.

Okay, sampai disini dulu pembahasan tentang pola hidup Rasulullah di bidang kesehatan. Salah satu dari kebiasaan beliau yang bisa kita jadikan teladan dan contoh. Supaya kita bisa sehat selalu.

Lebih baik preventif daripada kuratif, bukan???

Someday morning

Pagi itu mataku masih malas2an untuk bangun. Padahal, sejak jam 1 dini hari aku sudah tersentak. Jam 2, dan jam 3 tersentak lagi. Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. "Mama", pikirku dalam hati.

Tak langsung beliau melanjutkan tidurnya. Padahal, hari masih sangat pagi. Masih jam 3an. Terdengar sesuatu dari belakang dapur. Mama sibuk menyiapkan makanan untuk sahur. Seharusnya, aku membantunya. Tapi entah kenapa, aku tetap saja malas untuk bangun. Mataku masih berkedip2. Aku sudah sadar. Hanya saja, badanku sulit untuk bangun.

"Ma, maafkan aku," ungkapku beberapa saat kemudian. Baru saja aku sadar, beberapa saat. Setelah wajah tak lagi berhadapan, saat bayang tak lagi nyana. Saat tak ada lagi terdengar suara. Saat tak ada lagi hal yang bisa membuatku dekat dengannya.

Setengah 5. Beliau membangunkanku. " Sahur, bangunlah nak," kata mama. Aku menggerutu. Menyaksikan betapa malasnya diriku yg sulit untuk bangun. Entahlah. Perasaanku bercampur baur. Campur aduk. Waktu berjalan begitu cepat, sedang aku masih tetap ingin disini. Waktu sahur menandakan, aku akan segera meninggalkan tempat ini.

Dan itulah yg membuat pergerakanku melambat. Berharap sang waktu ikut melambat pula.

Nyatanya, tetaplah berjalan seperti itu juga. Tak bisa dipercepat, apalagi diperlambat.

Ah, kadang dunia begitu kejam. Tapi, kalau tidak kejam pada diri sendiri, maka bersiaplah dunia yg akan memakan.

Ba'da sahur. Subuh. Papa memberi tenggat waktu 15 menit lagi harus selesai. Siap2 berangkat.

Masih dg ogah2an. Masih ingin tetap disini... belum ingin segera pergi.

Alhasil, tibalah saat itu. Waktu beranjak pergi. Akupun harus segera pergi. Meninggalkan segalanya....

Ah. Kenapa selalu saja begini. Selalu saja. Terkadang aku kasihan pada diriku sendiri. Terlalu lemah.

But, its never mind. Selagi aku masih bisa merasakannya, selagi aku masih dapat menciumnya, selagi aku masih bisa bercerita tentangnya, ya, aku masih hidup dengan sejuta kenangan.

Kenangan yg lalu, kini, dan yang akan datang.

Setiap orang hidup dalam sejuta kenangan. Entah itu indah, entah sedih. Mungkin suatu saat, aku akan merindukannya. Sama seperti halnya aku tak ingin melepaskannya. Tapi, hidup akan terus berjalan. Tanpa henti, walau kita sudah mati.

Tinggallah perasaan. Tinggallah dalam kedamaian.

Sabtu, 20 Juni 2015

Lengang

Hey!!! Hari ini puasa yg ke 3... Yeay! Keep spirit donk. Harus tetap semangat. Aktivitas tetap sama, gak beda. Paling cuma telat masuk setengah jam dari biasa.

Lengang, bener2 lengang.
Jalanan yg biasa kutempuh sekejap lengang. Aktivitas menunggu angkot pun menjadi lengang. Waktu tunggu lama. Kalau yg kayak gini dijadiin akreditasi perangkotan kota, terang saja gak bakal mencapai target maksimal. Hmm.... yaah.

Begitulah.
Lantas, apa itu semua karena puasa?

Semua berubah karena puasa?

Yg tadinya rame sekarang jadi lengang.
Yg tadinya lengang, tambah lengang saja.
Ckckck....

But, no offense at all. Just keep positive thinking and mind.

Bisa jadi mereka sedang giat2nya beribadah

Bisa jadi mereka sedang sibuk tilawah di rumah

Bisa jadi mereka sedang melakukan hal yg gk bisa dikerjain di hari2 biasa

Ya, semoga....

Dan beberapa saat kemudian, aktivitas itu mulai menggeliat. Tampak ibu2 dan bapak2 sibuk menyusun barang dagangannya. Menggelar dengan apik. Orang2 kantoran dg pakaian khas necisnya yg berkerumun di lampu merah persimpangan. Yeah, baru saja dimulai.

Tapi tetep aja sih. Gak seramai biasanya. Hmm, nggak apalah. Setidaknya bagi orang2 introvert ini, me time nya menjadi sumber energi terbesar. Yes!

Dan yg lebih asiknya, gak ada macet. Gak ada sikut sana sikut sini. Sabar.... sabar....

Kamis, 18 Juni 2015

I Miss....

I miss that time.... Yeah!! Ketika saat itu kita kumpul bersama, tertawa bersama, senang bersama. Ketika kita bersama tak ada hal berat yg dipikirkan, kalopun ada bakal hilang sementara coz kita bersama. Saat dimana kita bisa rileks, yah, itulah dia. Miss that time.... So much....

Distorsi waktu. Dalam zigzag bayang2 kenangan. Melintas sepersekian detik. Pedih. Sedih.

Pedih karena tak ada satupun cara untuk kembali lagi kesana.

Sedih karena terpisah begitu cepat dengan bahagia, bersama.

Aku terdistorsi dalam waktu. Ruang tak memungkiri ikut mengkhianati. Tinggallah aku sendiri.

Manusia hidup dengan sejuta kenangan. Susah senang. Tetap terbayang. Yang ada, tinggallah kenangan.

Ah, aku bingung dengan topik yang ingin kupaparkan seputar rindu. Seolah2 dia terdistorsi dengan ruang dan waktu. Termakan oleh kejamnya zaman. Bingung.

Entah yg mana kenangan, entah yang mana hilang, semua saja saja!

Saat detail tak lagi teracuh, saat basic point ditinggalkan, yah, begitulah jadinya.

Pukul rata. Tinggallah dia.
Dalam kenang2 sepanjang bayang.
Rasa sepanjang loyang.

Mungkinkah, kita akan berkumpul lagi dalam kenangan indah yang kita rangkai seperti dahulu lagi???

Ataukah susah, karena hati tak terpaut lagi. Sibuk pada urusan diri sendiri???

Ah, lagi2.... Ya, begitulah adanya.
Dunia semakin tua saja. Hanya ada slogan2 meyakinkan di awal, lalu hilang tak berbekas beberapa hari kemudian.

Begitu pun semangat!!!
Tapi jangan sampai begitu. Semoga tak ada yg miss lagi.

Rabu, 17 Juni 2015

Lagi Gila Aja

Huuft..... Lagi2 laptopku rusak. Padahal lagi penting2nya nih. Banyak hal yg harus kulakukan. Lagi tengah2 ngerjain proposal pula. Huuft.... Baru aja 2 hari yg lalu beli charger baru lantaran chargernya rusak. Dan, hari ini, aku nggak bisa ngapa2in.... Proposaal, oooh,,, proposal....

Yg rusaknya kayaknya hard disknya lah... hmm... Ah, entahlah. Entah ini ujian, entah cobaan, banyak kali hal yg membuatku kesal. Dan pastinya membuat moodku terbanting, sempurna.

Ya udah sih....

Mau diapain lagi....

Sabar aja gimana.....

Hmm.... huuft....
Hanya tarikan nafas sedalam2nya yg bisa kulakukan. Ya, hanya itu. Buat melapangkan hati dan suasana. Di tengah deadline yg menggebu2, nambah2 kerjaan aja. But, I think, pasti ada sesuatu. Kenapa bisa ya? Padahal waktu lagi senggang, gak terjadi apa2. Laptop baik2 aja. Nah, pas kayak gini, kenapa harus begini?

Hmmm.....

Pasti ada hikmahnya. Setidaknya buat ngelatih kesabaran. Yaa, besok mau mulai puasa kan. Pemanasan dulu, stretching dulu....

Trus, kayaknya ini juga jadi pembelajaran buat nggak lagi nunda2 pekerjaan alias procrastination.

Bayangin aja, mau tampil presentasi esok hari, makalah pribadi malam belum juga fix. Baru dikerjain buru2 pagi hari. Katanya sih biar keluar the power of kepepet. But, segala sesuatu yg keburu, ada yg maksimal nggak??

Next, bayangin aja, kalo pagi itu mendadak mati lampu, lama. Nah, gimana donk mau ngerjainnya. Tambah deg-degan aja. Belum selesai ngerjain, ngeprint, fotocopy, dan lainnya. Tambah nyesek kan, ya.

Blom lagi kemungkinan2 gak mengenakkan yg lainnya. Huuft.... Okay. Mulai saat ini, gak boleh lagi menunda2 pekerjaan. Apalagi buru2, ya. Coz, kita gak bakalan tau apa2 aja yg bakal terjadi di masa depan. Entah itu baik, entah enggak. Ya, manusia serba terbatas.

Di sela2 waktu mapri yg gak jadi ini, mudah2an kejadian kayak gini gak kejadian lagi, ya.

Ambil hikmahnya aja.
Keep positive thinking....;)

Selasa, 16 Juni 2015

How to Master Your Heart, EdR1

How to meraih ketenangan hati....

Okay, ini adalah sedikit share dari materi yg saya dapatkan di salah satu acara. Tarhib Ramadhan. Mumpung dalam hitungan jam ke depan, kita akan memasuki hari pertama bulan Ramadhan. Yeay/!!! Gak sabar lagi.

Ya Allah.... berkahilah aku di bulan Sya'ban, dan sampaikanlah aku di bulan Ramadhan.... Aamiin....

So,how to master your heart???

Gimana sih caranya buat menguasai hati sendiri. Siapa sih yg gak mau hatinya diberikan ketenangan. Jauh dari beban pikiran?? Apalagi masalah dunia. Oh, dunia. Lagi-lagi about dunia. Ya Allah, letakkan saja dunia ini di tanganku, dalam genggamanku. Tapi jangan di hatiku. Karena dia bukanlah tempat kita sesungguhnya. Tapi kadang sukses mengalihkan dunia.

Baiklah.... first...
1. Dekat dengan Allah.
Nah, how sih cara mendekatkan diri dengan Allah? Apa udah cukup dg solat, zikir, banyak2 ibadah, dan blablabla??

Maybe, yes....
But, masih belum cukup.

Acapkali kita lihat di kehidupan nyata, banyak yg solat. Tapi banyak juga yg solatnya hanya sekedar solat. Ditunda-tunda. Padahal kita sama2 tau kan, neraka wail buat yg solat tp lalai.

So, untuk dekat dg Allah, ya kita harus mencintai-Nya. Ambil saja contoh orang yg sedang jatuh cinta. Pikirannya tak lain dan tak bukan adalah pada orang yg dicinta. Segala tindak -tanduknya, perbuatannya, pastilah dilakukan yg baik2 saja. Demi dilihat baik orang yg dicinta. Hmm... Kurang lebih begitulah.

Raihlah cinta-Nya, dengan menjalankan segala perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya.

2. Belajar (tarbiyah).
Always study hard. No days without study, yeah/!!!

Yah, begitulah kehidupan. Ada2 saja hal yg baru setiap hari. Suka atau tidak suka, rela atau tidak rela. Ribuan informasi datang begitu saja, terserap oleh badan kita. Entah disadari, entah tidak. Enta: diinginkan, entah tidak. Itulah kehidupan.

Nah, mau apa dulu? Mau belajar apa? Belajar hal apapun, terutama yg bisa mendekatkan kita pada Allah SWT. Caranya? Ya, pakai saja sumber indera yg ada di tubuh kita. Mata pakai buat baca buku2 inspiratif, buku islami dan bergizi. Telinga pakai buat ngedengerin ilmu, hal2 yg bermanfaat. Tangan dan kaki pake buat praktekin alias amalin ilmu yg udah kita peroleh, dan lainnya. Pokoknya, buat belajar gak terbatas kok. Bisa dimana aja. Nggak kudu harus duduk manis lipat tangan di meja. Nggak kudu harus dengerin guru ceramah berjam2 di depan kelas. Dimanapun bisa. Nyambi jalan ke kampus, ke tempat kerja, naik angkot, kita bisa belajar. Ya, penuhi otak kita dengan keingintahuan. Alam pun banyak memberi pelajaran, kok. Siang dan malam di dalamnya terdapat banyak pelajaran bagi orang yg berpikir, hmm....

3. Menyucikan jiwa.
Gimana sih cara nyuciin jiwa? Apa perlu pake deterjen? Ah, nggak juga kok. Caranya gampang. Ya, woles aja lagi...

Mulai dari diri sendiri. Mulailah legowo memaafkan kesalahan orang lain. Sekecil apapun itu. Nah, dari sana saja sudah cukup. Iya, cukup.

Why??? Kok bisa....
Ya bisa lah. Hal yang paling sekaligus paling mudah sebenarnya, ya, memaafkan orang lain.

Kenapa mudah? Karena diucapkan atau nggak, kita bisa langsung maafin orang lain dalam hati.

Kenapa susah? Ya, meski terucap di bibir "aku memaafkanmu", but, di hati kadang tetep aja ada sesuatu yang mengganjal. Yah, gitulah manusia. Complicated...

Last, but not least, berusaha saja yang terbaik untuk menjadi yang terbaik. Semakin sulit, semakin berkah, semakin berasa nikmatnya. Hhe....

Terakhir, selamat menjalani bulan Ramadhan. Keep fighting, apapun yg terjadi semoga bulan ini lebih baik dari Ramadhan2 sebelumnya.

Aamiin Ya Rabb.... ;)

Lets Think, Friends....

Hanyalah sebuah pikiran buntu, tak menentu. Di tengah hingar bingarnya dunia, aku hanya duduk. Diam termangu. Menghitung detik demi detik yang berlalu. Menyangsikan keberadaan, tiada berasa. Menyaksikan dunia, juga dia.

Disini, hanya ada aku. Ya, aku. Kepalaku sakit, pusing. Tak tahu lagi. Entahlah. Apa yang harus kulakukan. Hanya terbiasa saja, bukan. Membiasakan dengan kondisi seperti ini.

Hey, wait.... Im not alone.. yes.... absolutely....

Ada cinta yg masih tersisa, disini.
Meraup cinta yg masih ada, besarkan, hadirkan....

Maka tak salah jika aku berdoa....

Allah.... Letakkan dunia ini cukup di tanganku, jangan di hatiku...

Setelah pencapaian yang aku targetkan terpenuhi
Setelah impian yang kutulis kucoret satu-persatu
Setelah cita tergapai....

Dan kini.....
Masih banyak saja kekurangan yg masih menggaung besar di pelupuk mata

Allah....
Jadikanlah aku makhluk yg bersyukur. Selalu....
Agar tak ada lagi kesepian jiwa yg meliputi
Agar tak ada lagi keluhan yg menyakiti
Dan....
Agar tak ada lagi jiwa-jiwa sendiri

Minggu, 14 Juni 2015

Setitik Cinta

Kata mereka sih, biasa saja. Tak ada yang spesial. Begitupun dengan kisah cinta. Kau tahu, hidup tanpa cinta, hampa rasanya. Hey, tunggu dulu. Jangan bergegas mengartikan cinta dalam wilayah sempit. Banyak indikator cinta loh. Salah satunya, ya, cinta menulis. Seperti ini....

But, ya, namanya juga belajar. Buat menulis itu rada2 sebenarnya. Rada2 sulit, rada2 mudah. Dua2nya bercampur baur. Asal hati senang saja, nulis, dan tuliskan saja.

Okay, yak. Ada sih beberapa hal yang ingin kukatakan. Intinya, do all things with love. Asalkan cinta, siapapun berani berkorban. Harta, raga, dan jiwa siap dipertaruhkan. Asal tetap logis saja sih. Kalo disuruh lompat jembatan demi dapetin mobil, masih mau?? Hmm...

Oh my.... LETS START FROM HERE.... Karena banyak hal yang berkecamuk dalam kepala. Walau amburadul, ya sudah, dituangkan saja. Daripada dia menggerogot benak. Meledak, duuaaarrr.....