Hey malam! Saat mentari yang sedari pagi tertutup asap, menghilang ditelan zaman, saat itulah kegelapan menyesap ke alam pikiran. Tahukah kau, malam? Malam ini, terkhusus kusampaikan lirik-lirik memilukan, menyayat hati.
Hanya karena sebatas keinginan. Hanya karena sebatas keegoisan. Itu semua terjadi saban dalam hari-hari panjang yang tak berkesudahan.
Aku mengalihkan pandangan. Tatapan nanar tenggelam dalam kegelapan.
Aku mengalihkan perhatian. Ingatan panjang terngiang-ngiang, enggan menghilang.
Aku mengeluh pada hari keras.
Aku mengeluh pada jiwa lemah.
Aku mengeluh pada nasib.
Aku mengeluh pada ketidakpastian.
Yang kesemuanya terkadang menjadi, kadang hanya hidup dalam pikiran.
Bukan,
Bukan mencoba menghibur diri.
Ada banyak hal yang berserabut dalam benak. Ada banyak hal yang membuat jiwa tak nyata. Ada banyak hal yang menyempitkan, menyesakkan dada.
Melahirkan bait-bait kepedihan mendalam.
Menjulang tajam menusuk jiwa terkelam.
Tercabik, berdarah-darah tak jelas ujung pangkalnya. Saat kutahu, tak berkutik tam berdaya yang membuat harus memanfaatkan orang lain.
Berharap pada mereka, ya. Bersiap untuk kecewa, entah ke yang sekian kalinya.
Hanya itu, ya, cukup.
Transfer energi negatif berhasil. Semoga kau, siapapun yang membaca, jangan masukkan ke hati. Jangan terlalu diinap menungkan. Biarlah energi itu melantun-lantun di angkasa tak berbatas. Kuharap, kau, jangan mau menjadi reseptornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar