Minggu, 24 Agustus 2014

Hanya Permainan


Huft,,, lagi-lagi aku hanya bisa menarik napas dalam. Telak dalam kekalahan hati. Apa salahnya mereka menyembunyikan kebahagiaan fana mereka itu rapat-rapat. Serapat mereka menyembunyikan yang lainnya. Nyaris tak ada apa-apa, kelihatannya hanya sunyi senyap saja. Tapi kelihatan menusuk dalam, sedalam belati terbelah dua belas. Apa tak bisa mereka menenggang perasaan yang lain? Atau merasakan yang lain rasakan? Atau setidaknya, ikut menyembunyikan yang selama ini memang sudah disembunyikannya sejak awal? Ah, manusia memang begitu.

Apalah itu, sekedar kejutan kecil yang tersingkap di siang hari. Menyejukkan dada sebagian orang, melelehkan keyakinan sebagian orang lain. Melewati batas sensitivitas yang terjangkiti dalam beberapa dekade. Bukankah ini hanyalah sebuah permainan kecil? Ada aku, kamu, dia, dan mereka yang terlibat di dalamnya? Lalu kenapa, kenapa kau bergegasb pergi meninggalkan arena permainan, lalu tiba-tiba saja muncul dengan kemenangan?

Ah, lagi-lagi aku harus berkeluh kesah dengan keadaan yang menyesakkan dada ini. berada dalam kenyataan bahwa kita tak lagi sama. Seolah ada strata lain yang membuat kita berbeda. Bahkan membuat tatapanku padamu terlihat aneh, atau tatapan mereka padaku lain, seolah mengiba. Dan lagi-lagi aku benci dengan keadaan ini.

Salah siapa coba, kuakui memang aku yang salah. Tapi juga tidak sepenuhnya salahku. Aku sadar, selama ini terkungkung dalam dunia lain, dunia yang bukan aku. Apa salahnya aku keluar sejenak dan memandang dengan berbinar-binar dunia luar. Tapi salahnya, aku terlarut tenggelam dalam dunia imajinasi yang kubuat sendiri. Aku terlarut, berlarut-larut dalam kemelut.
Dan akhir kata, aku hanya bisa menelan sendiri kepahitan dunia ini. pahit karena bukan tipikal aku yang harus mengalah dan terkalahkan dalam arena permainan itu. Aku hanya keluar sebentar, mencari permainan lain untuk menghibur diri yang sayangnya membuat efek adiktif tak tertahankan sehingga sulit tuk lepas darinya. Dan kini, aku sudah bersiap tuk kembali lagi dalam arena pertempuran yang sebenarnya. Merebut kembali harga diri, membayar semua kekeliruan mereka dan juga kebodohanku. Saksikan saja, kelak, aku hanya butuh beberapa kejap mata saja tuk mengakhiri permainan lama itu. I will do whatever I want, baiklah, kalau kau mau kutunjukkan bagaimana permainanku. Lihat saja, sebentar lagi aku akan berada disana. Secepatnya.

Tidak ada komentar: