Kamis, 21 Agustus 2014

Kau yang Berasal Dari Mars



Bukan kesukaaanku memperhatikan detail, apalagi yang kuperhatikan ini bukan benda. Dia adalah sejenis makhluk hidup teraneh yang pernah kutemui. Awal pertemuan itu terasa biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Makhluk aneh ini bisa dibilang “Mars” yang konon katanya merupakan pelengkap dari medan magnetnya Venus. Ajaib memang, ada makhluk seaneh itu berkelana di dunia fana ini.

Dari pertemuan yang memang disengajakan itu, dalam waktu tertentu dan dengan tujuan tertentu, ada beberapa Venus dan Mars yang berkumpul. Ah, ada-ada saja, sejak kapan pula Venus dan Mars jumlahnya lebih dari satu. Atau apa ada langit lain dengan galaksi lain yang susunannya mirip dengan galaksi Milky Way kita ini? Hmm, entahlah, seluas ini jagad raya, yang kutahu hanya kotaku saat ini dan kampungku nan jauh disana.

Aku, si Venus yang calming dan easy going, tak suka rempong dan cuek sekali, benar-benar tak habis pikir. Sebanyak ini Venus dan Mars yang berkumpul, bagaimana cara mengenal mereka satu-persatu? Dari seringnya frekuensi berkumpul dan gelombang yang sama dengan sesama Venus, mungkin tak terlalu sulit untuk saling mengenal, minimal dari mimik wajah dan kesan pertama. Hanya saja, bagiku, Mars umumnya sama saja, bahkan kulihat mereka semua mirip. Sulit membedakannya, belum lagi merapalkan nama mereka satu-persatu. Ah, masa bodohlah. Selagi bisa, menghindari mereka itu lebih baik daripada harus menambah kerempongan mengingat—ingat siapa saja mereka.
Seiring berjalannya waktu, Venus dan Mars dikumpulkan dalam sebuah wadah dunia gemerlap bintang. Cahayanya begitu terang-benderang , kilaunya menyejukkan dilihat dari Gunung sana. Ah, padahal mereka sama saja, tetaplah bintang, dilihat dari sisi manapun di dunia ini tetaplah sama. Hanya saja, sudut pandang yang berbedalah yang membuat kita berbeda.

Terlalu banyak asap rokok dan sepatah dua patah kata pada tuan rumah malam itu yang membingungkan. Diawali dari makan bersama yang diiringi obrolan-obrolan entah apa itu aku tak terlalu mengerti, sambung-menyambung kata-kata minang entah pantun entah petuah, semuanya disampaikan begitu saja dari mereka. Sampai pula ke pembahasan politik dan lainnya yang sedikit banyaknya ada sedikit ketegangan tapi berakhir dingin.

Ah, menurutku, dia sok tahu. Hanya saja, karena bukan bidangku jadi aku tak terlalu paham tentang itu. Setidaknya, aku mengerti apa yang disampaikannya. Mars itu, terlalu gampang emosinya sekedar memberikan contoh kongkrit dari apa obrolan yang dia sampaikan. Ya, terlalu mudah tersulut seperti sebatang rokok.

Mars yang satu ini berbeda, paradoks dari yang lainnya. Kenapa aku memperhatikannya? Entahlah, seiring perjalanan mungkin waktulah yang bisa menjelaskan. Aku tahu dia berbeda, dan itu terpampang nyata dari kata-katanya. Kau tahu, dia biasa saja, malahan menurutku kalau dibandingkan Mars-Mars yang biasa kulihat di jurusanku, dia seperti Mars yang terbuang. Maafkan aku, mungkin itu kesan pertamaku padamu yang tampil urak—urakan, apalagi rambut gondrong yang tak terurus itu.

Jarang menemukan seseorang yang aneh dalam kehidupan nyataku. Kali ini, Mars yang satu ini, masih dengan tampilannya yang urak-urakan mengingatkanku pada sesuatu. Ah, pada siapa ya? Yang pastinya, pertemuan yang tak dapat disangkal itu membuat frekuensi kami untuk saling berjumpa meningkat. Aku hanya tahu namanya saja, sekilas. Lalu jurusannya, dan juga rumahnya dimana. Kenapa aku tahu rumahnya? Ya, karena tempat tinggalnya memang cukup strategis dan punya plat namanya. Sudah beberapa kali aku lewat disana, tapi baru beberapa hari itu aku tahu. Selebihnya, tak ada yang kutahu, dan aku juga tak ingin tahu.

Menarik memang, melalui media yang digandrungi remaja tanggung saat ini. tak lewat mata ini memandang dan membaca tulisannya, lebih tepatnya update terbaru statusnya. Aku bingung saja, statusnya selalu panjang dan sulit dimengerti. Bahkan beda jauh dari orang-orang kebanyakan yang tak harus ambil pusing memikirkan status yang harus ditulisnya. Ya, biasanya berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini. Tapi beda dengannya, Mars yang satu ini sulit ditebak, dan aku penasaran.

Tidak ada komentar: