Kamis, 19 Mei 2016

Rain Heart

Sejauh apapun aku berada, akan tetap sama bila tanpa sesuatu. Entahlah. Apakah sesuatu itu nyata, atau hanya ilusi.

Sejauh apapun aku berusaha melangkah, tak pelak kaki ini gamang. Menginjakkannya ke bumi yang temaram.

Sejauh apapun aku ingin, mengungkapkan segala rasa dalam aroma yang berbeda. Akan tetap sulit rasanya.

Karena bagiku, tak penting dan tak ada kepentingan menjalin terlalu dalam.

Hanya akan ada luka di hati saat semuanya menghilang. Terpisah dan tercerai berai oleh keegoisan waktu.

Maka daripada itu, tak kuizinkan satupun dari mereka untuk memasuki setiap lika-liku kehidupanku.

Terserah apa kata mereka.

Aku sanksikan setiap perkataan dalam rupa yang tak rupawan.

Menjelajahi setiap kepingan kenangan yang tak menyenangkan.

Aku tak butuh itu semua. Cukuplah diriku saja. Bergelimpangan dalam keyakinan bahwa aku bisa melakukannya. Walau tertatih dan terluka.

Berusaha menafikan setiap perasaan yang tak menyenangkan, karena memang tak sepatutnya kurasakan.

Takkan tertindas oleh penampilan zaman yang kadang membelenggu tak terampunkan.

Sudahlah. Cukup sudah rasanya.
Sekian dan terimakasih.

Rabu, 11 Mei 2016

Semrawut Hujan

Hidup itu keras, memang. Bahkan untuk orang sekaliber calon-calon pemimpin masa depan. Dengan berbagai amanah yang pernah diemban, tak pelik pada suatu saat membuat yamg bersangkutan tak mampu untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Apalagi tentang tugas suci kehidupan. Tak jarang banyak yang jatuh bertebaran.

Padahal hanya masalah selesai atau tidak selesai.

Padahal hanya tentang memulai untuk melakukan.

Padahal hanya tentang keberanian untuk berani salah dan menerima kesalahan.

Padahal hanya tentang memperbaiki yang patut diperbaiki, dan seterusnya.

Entahlah. Harus sampai pada titik apa, setitik noktah kesuraman itu mengalahkan sekian waktu yang banyak terhimpun. Hanya 1 saja. Ya, tinggal satu hal itu saja. Mengapa menjadi beban kehidupan yang nyaris membuat sedih sebagian orang?

Dan, derasnya hujan sore ini sempurna membuat semua pikiran mengalir. Kembali ke masa-masa sulit beberapa saat silam. Dan itu kini dialami olehnya yang entahlah. Sudah berapa kali dia jatuh bangun karenanya. Dan entah sudah berapa kali juga menjadi beban pikiran oleh mereka yang tak layak rasanya untuk dipikirkan. Cukup sudah beban mereka di sana. Tak perlulah ditambah lagi dengan cerita pilu yang sebenarnya masih bisa kita tanggulangi sendiri.

Mereka tak banyak meminta apapun dari kita.
Mereka hanya ingin kita menjalankan kewajiban kita. Itu saja. Demi kita juga.

Terkadang, ujian kehidupan membawa angin lain. Entahlah. Mungkin kita terlalu sibuk berada dalam zona nyaman, sehingga sulit  untuk bangkit.

Atau, perlukah kita dihina dan dicaci maki dahulu?

Perlukah kita diinjak dan dipandang sebelah mata?

Lalu setelah itu barulah tersadar kita akan keteledoran dan kesalahan dahulu.

Jikalau saja, masih boleh berandai-andai. Banyak hal yang ingin dipermisalkan. Menjadi buah bibir yang enak untuk diperbincangkan namun takkan pernah menjadi kenyataan.

I can't tell you whatever im feeling right now. Its just you. Its up to you. Your life is yours. But, whatever you do it will be depend on me and us exactly.... And i cant get out from that fact.

I still expect and hope that you will be know all about that.

Mencari rezeki, mencari ilmu, mengukur jalanan seharian~
Begitu terdengar, suara azan, kembali tersungkur hamba~

Minggu, 08 Mei 2016

Arrithmic

Ini seperti kamu yang tak pernah berada di posisi kami. Hey, bayangkanlah. Coba inap menungkan. Dimana letaknya hati nurani? Untuk mengajari barang secuil saja tak ada. Untuk menyalahkan, luar biasa. Bagaimana tidak, bersarang dalam hati kecil kami kedongkolan yang tak bertepi. Belum cukupkah rasanya.

Padahal kami disini bukan untuk menjadi budak intelektual yang bersemayam dalam anggapanmu.

Padahal kaupun harusnya tahu, tak perlu kau mengajari kami seperti itu. Cukup beritahu saja. Tak perlu kau umbar ke seluruh dunia.

Buat apa? Apa kau puas? Apa semua itu membuatmu bahagia?

Dari kami yang bekerja mulai dari pagi hingga ke pagi, tak tentu arah. Hanya mengerjakan segepok orderan yang tak tahu tujuan.

Kesalahan kecil menjadikan seabrek kelelahan kami bertambah lelah.

Hanya masalah air padat yang berada tidak pada tempatnya.

Menjadi budak- dalam keterpaksaan yang tiada berperi. Sudah kuniatkan dalam hati, ikhlas. Tapi segalanya berubah seketika karena eksternal yang entah siapa.

Apalah bedanya memiliki atau tak memiliki? Beda sekali. Memiliki kebahagiaan dan cerita yang bisa dibagi, beda sekali dengan tidak. Carut marut kehidupan bertambah, dan itu takkan menambah keberuntungan.

Biarlah semuanya berlalu. Dan ini sudah berakhir. Maka dengan yakin kukatakan, perlakukan orang seperti kau ingin diperlakukan. Konsisten dengan ucapanmu, seolah kau merasa yang paling benar.