Selasa, 08 Maret 2011
Hati, Qalbu, Hepar, Liver
HATI-HATI, HATI
Hati ini selalu meragu
Di kala datang segala macam cobaan yang datang silih berganti
Tak henti, bahkan lambat laun bertambah…
Kepada siapakah hati ini akan disandarkan?
Kepada siapakah hati ini akan dititipkan?
Untuk menghindari segala fakta kehidupan fatamorgana
Yang menjadi pautan bahkan kiblat hati-hati yang tandus, kering kerontang…
Ah, hati… hati-hati dengan segala yang ada,
Mengapa harus hati yang tersalah?
Mengapa harus hati yang ternoda?
Akan situasi dunia yang fana ini, yang penuh dengan serentetan masalah yang tak akan kunjung habis
Hingga,
Sampailah di penghujung waktu yang kekal abadi,
Hati-hati dengan itu,
Jikalau tak dapat berhati-hati dalam menjaga hati
Napak Tilas Padang-Bukittinggi
Secercah bening rintik air turun tersipu- sipu dari langit
Menambah bau aura kegelapan yang semakin kental
Sudah pukul 5 sore
Namun badan ini tak kunjung sampai di pelabuhan cinta
Kekasih abadi yang senantiasa menunggu
Namun haru biru bercampur kelabu dengan alunan tragedi
Ya… tragedi…
Membuat perjalanan ruhiy ini terasa pilu
Sosok itu berkelebat dalam benak
Tanpa tanggung jawab
Meninggalkan lading pencaharianmu….
Biarpun terasa dirugikan
Tapi lebih rugi lagi ruhani ini
Tapi sungguh, perjalanan takdir, yang tak tau aral
Alhamdulillah..
Engkau menggantinya dengan kebaikan
Pertolonganmu duh Illahi
Tersadari perjalanan untuk mencari kekasih abadi
Pujaan hati tak terganti
Yang senantiasa menjaga diri yang lemah
Tak berdaya ini
Sungguh, hanya padamu Illahi robbi.