Campur aduk. Antara egoisme dan rasa peduli. Bisa saja aku tak melakukannya. Bisa saja aku berdalih demi kepentingan pribadi yang lebih urgent. Tapi, ya, demi rasa kemanusiaan, relalah saja rasanya tak makan, tak jumpa pembaringan.
Tak ingin juga menyalahkan siapa2. Toh, ini panggilan hati nurani. Bisa saja aku mengabaikan. Bisa saja aku hanya lepas makan saja mengerjakan. Pelepas hutang. Entah kenapa, aku tak bisa. Sungguh, tak bisa.
Lecet sudah telingaku ganti berganti memakai alat itu tiap menit. Lelah sudah kaki berjalan kesana kemari. Keringat bercucuran bahkan di pagi nan dingin. Diam, membisu diantara rintihan suara napas yanh tersengal2. Mengadu nasib di entah berantah. Suara zikir bisik2 keluarga tersayang terdengar. Lengkap sudah menambah ngeri aroma dini hari.
Terbayang sudah aku disana. Terbaring lemas tak tahu apa. Hanya menanti uluran tangan mereka. Menunggu kejaiban Tuhan. Bahkan, menunggu untuk berjumpa denganNya akan jauh lebih baik. Tapi lihatlah, apa saja bekal yang sudah dipersiapkan?
Hey, sadarlah. Diri ini bukan untuk diri sendiri. Ada hak yang harus dipenuhi. Ada kewajiban yang harus dijalani. Ya Rabb, sampaikanlah. Sampaikanlah rasa ikhlas dan jumawa pada hati ini. Hilangkan semua rasa yang tak boleh ada. Jauhkan semua prasangka yang menodai jiwa.
Keep spirit ever after. Apapun yang terjadi, berusaha saja dengan maksimal. Apapun hasilnya, itulah yang terbaik. Ada2 saja pertolongannya, entah datang dari mana. Yakinlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar