Minggu malam hingga Senin pagi. Just stay @homesick. Bukan rindu kampung, tapi arti kata yang memang menunjukkan rumah sakit. Siapa tau, ya. Dinas malam, @4n6. Dinas setengah hari, bukan, setengah malam. Tengah malamnya ada pasien. Just one. Hanya satu. Pasien KLL.
Bikinlah VeR sementara, foto2 luka pasien, konsul, dan selesai. Just in some minutes. Agak lama mungkin, mengatasi kantuk mata, fokus yang sudah hilang entah kemana, dan lainnya. In one case, finished.
Kembali ke laptop. Rencananya sih mau berselancar sejenak di dunia maya, lalu melanjutkan baca novel Dan Brown. Ya, buat membangun intuisi penasaran, imajinasi, dan detektif-an. Ah, benar saja. Baru beberapa helai membaca kalimat pembukanya, mata sudah berat. Kering kerontang. Tak tahan dengan AC yang membuat dehidrasi tears film mata.
Alhasil, go to sleep. Tidur, di atas lantai. Antara tidur dan mimpi, ada sebuah dream yang cukup aneh. Di antara keributan langkah kaki orang yang mondar-mandir di kamar koas. Di antara suara-suara CTG yang bersahut-sahutan seperti gendang, dan di antara suara tangis bayi baru lahir tepat di sisi depan dari kamar koas yang itu adalah bagian obgyn.
Dan mimpi aneh itupun dimulai.
Berawal dari aku yang masih berhutang air mineral di HCU interne. Entah sengaja atau tidak, aku merasa, dini hari itu juga, aku bergegas kesana. Untuk membayar hutang, sekalian jajan. Secara, perut sudah mulai kelaparan. Tak tahu lagi mau jajan dimana.
Disana bertemu Rena yang sedang dinas HCU. Kami bercakap-cakap sebentar, lalu aku ke kamar perawat. Membayar hutang, sekaligus membeli minum. Setahuku, disana hanya ada minuman. Tahunya, ada juga kue coklat, dan bola-bola coklat. Ah, coklat. Mengingatkan pada seseorang penggila coklat.
Aku beli, dan langsung bayar. Sudah kuhitung-hitung berapa uang yang harus kukeluarkan. Tiba-tiba saja ada anak kecil menangis, entah datang dari mana. Uni perawat bilang, aku mengambil kue coklatnya. Ah, masa iya, sebanyak itu coklat di dalam lemari pendingin, kenapa aku harus mengambil coklat miliknya.
Dia terus saja menangis. Tak rela coklatnya kugamit. Dan langsung saja aku tersadar, bangun. Thats just a dream. Wait,,, tunggu dulu. Masih ada suara tangisan. Ada suara bayi yang menangis kesakitan. Entahlah. Antara mimpi dan kenyataan. Kudengar lamat-lamat, suara tangisan itu benar adanya. "Ah, aneh sekali," pikirku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar