Selasa, 15 September 2015

Dry Drowning

Selasa ini, tidak seperti Selasa-Selasa sebelumnya. Berada di stase forensik sudah masuk minggu ke tiga. Yah, begitulah. Banyak sebenarnya yang bisa dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan untuk menciptakan imajinasi dan mengasah. Apalagi disini, banyak waktu yang tersedia, kalau bisa sih ya bisa terbit beberapa tulisan. Yaks!!!

Post dinas. Ada 2 korban yang dikonsulkan. Dan keduanya datang pagi-pagi sekali. Lagi-lagi serangan fajar beraksi. Membuat kaki gamang berdiri. Tapi, apapun itu, akan kujalani. Demi koas forensik yang berdedikasi. Hmm....

Ada yang tidak biasa di siang ini. Dan feeling itu  sudah muncul sejak malamnya. Dry drowning, referat yang pertama kali di acc, walau aku berada di urutan kelompok terakhir. Kalau demi intuisi dan feeling, rasa-rasanya memang kelompok kami yang akan tampil. Asalkan tak ada angin, hujan, badai, petir, apalagi kabut asap. Kalau tak ada penghalang kehadiran, InsyaAllah, hari ini akan ada penampilan referat. Dan kemungkinan, walau katanya di lot, yang tampil mungkin ya tentang dry drowning. Ah, apa sih.

Terjadilah, maka terjadi. Presentasi, lalu tanya jawab. Setelah itu, ya, diskusi. Ah, benar-benar diskusi yang singkat tapi padat sangat. Dan, tak terpikirkan, karena emang nggak nemu di bahan bacaan. Hanya eksklusif live dari ahlinya.

Jadi, dry drowning yang selanjutnya disingkat dengan DD tu adalah diagnosa keranjang sampah. Hah?! Kok bisa? Ya, bisalah.

Jadi begini. Pada saat nemu korban tenggelam di air, gimana sih cara nentuinnya apakah dia mati karena wet drowning atau dry drowning?

Kalo ada tanda -tanda asfiksia yang terjadi cukup lama, itu patognomoniknya wet. Kalo dry kan terjadi kematian yang tiba-tiba sangat. Gak ada mekanisme asfiksia yang terjadi agak lama, gitu loh.

Trus pada pemeriksaan toksikologi gak nemu apa-apa, riwayat sakit gak ada, periksa tanda asfiksia juga gak ada, pokoknya setelah lakuin usaha apapun, gal nemu penyebab tenggelam, ya udah, langsung diambil kesimpulan kalau dia mati karena dry drowning.

Intinya, kalo gak nemu apa2, atau bahasa kerennya tidak ada temuan pada kasus tenggelam, bisa disimpulkan itu karena dry drowning. Penyebab kematian tetap dibikin karena tenggelam, cuma mekanismenya yang sulit untuk dijelaskan, alias diagnosa keranjang sampah si dry drowning itu.

Oke2. Syudah selesai. Its just a share of a little part. Maaf agak nyampah. Soalnya, mau meluapkan perasaan aneh aja. Semoga aja yang baca gak merasa... Peace 😃😃😃

Tidak ada komentar: