Terinspirasi dari gurutta, yang begitu bijak dalam menyikapi kehidupan. Tak ada rasanya kata2 tak bernas yang keluar dari mulutnya. Bahkan diamnya, menenangkan jiwa bagi siapa saja yang menatapnya. Ah, begitu luar biasa. Bahkan merasa bahwa dia ada di sekitar saja, sudah cukup membuat rasa nyaman dalam hati.
Begitulah, bernilainya seorang ulama di tengah2 masyarakat. Ulama yang benar2 menjadi teladan umat. Menjadi suluh bendang dalam nagari. Pai tampek batanyo, pulang tampek babarito. Ya, seorang yang berilmu dan beramal. Begitulah luar biasa pengaruhnya.
Kalau menghitung2 diri, mengukur bayang2, sejauh mata memandang, masih banyak kekurangan. Disana sini, banyak sekali yang kurang. Menyadari, tapi belum sepenuhnya menyadari.
Sedikit demi sedikit, kelak akan jadi bukit. Menabung kebaikan, hari demi hari, menabung semangat, menabung motivasi, menabung ilmu dan amal. Sedikit demi sedikit, rutin. Biarlah berjalan pelan, asal sampai di tujuan. Daripada tidak berjalan sama sekali, atau bahkan berjalan teramat cepat, lalu terhenti. Ah, jangan lagi.
Begitu juga menyikapi makna hidup. Ada harga yang harus dinilai, ada rasa yang harus dicicipi. Ada rindu, benci, cinta, kasih sayang. Ada semangat, motivasi. Kadang juga ada penyesalan. Tapi begitulah, itulah hidup.
Dan ya, harus berkutat lagi dengan simfoni kehidupan yang menitikberatkan pada rutinitas. Pengulangan2 yang terjadi saban hari. Jalani dengan warna-warni hari.
Ah, gurutta. Kalau saja, setiap guru yang kutemui seperti beliau pembawaannya. Selalu menginspirasi tiada henti. Kehadirannya selalu dinanti. Cerita2nya selalu menggugah jiwa, anak2 menyukainya. Karakter yang kreatif, kepribadian yang mumpuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar