Aku harus menyadari, ada bom waktu dalam hidupku. Dan aku harus bersiap-siap menghadapinya. Tentang masa depan yang masih ambigu. Tentang pengharapan yang tak melulu berbicara tentang keinginan.
Siapapun punya sesuatu, entah itu apa. Entah itu ada atau tidak. Entah itu terucap atau bahkan hanya terpikirkan di dalam hati. Walau memang, kehidupan ini tak selamanya berjalan mulus. Tak selamanya sesuai dengan keinginan. Aku hanya ingin menjalaninya dengan baik. Lantas, pada apakah harapan itu tergantung?
Manusia, kebanyakan tak bisa bersabar. Diuji dengan sedikit ketakutan, kekurangan, menjadi paling merana yang ada di dunia. Padahal tak harus demikian. Ada banyak jalan ke rumah. Ada banyak cara untuk menyikapinya. Entah itu harus diterima dengan berbenar-benar rasa. Walau tak kunjung juga ia ada. Walau tak kunjung juga ia ada dalam nyata. Hanya bersabar dan berbesar hati menerimanya. Sebab tak ada kesedihan yang abadi, begitupun dengan bahagia. Hati-lah yang menjadi pelipur lara. Hati-lah yang menyadari bahwa semuanya bisa dijadikan rasa. Dan itu terserah anda.
Aku harus berani memantik sendiri rasa dan upaya yang ada. Bahkan tak mengapa. Menjadi cerita yang mungkin sulit, tapi inilah adanya. Menjadi cerita yang tak berkesudahan, walau tak ada yang merasakannya. Hanya hati-lah yang merasa.
Dan sekali lagi. Bukan karena kita tercipta dengan seribu alasan yang ada. Kita ada hanya karena kitalah yang mampu memutuskan setiap lika liku kehidupan. Tak peduli apa. Aku tak butuh apapun dari mereka, hanyalah rasa dan beberapa kebiasaan yang seakan menjadikan ini semua tak berdaya.
Tak ada yang bisa kupastikan saat ini. Hanya memastikan bahwa aku akan berusaha semaksimal mungkin. Bahwa garis kehidupan ini barang sedikitpun tak kurasai. Hanya kujalani. Dan itu terasa hampa, sungguh. Dan entahlah apa, atau siapa, yang akan memberikan rasa padanya. Padahal apapun yang takkan berarti. Aku akan berusaha, seperti apapun caranya. Dan begitulah seharusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar