Tak ada yang kebetulan, memang. Bahkan terkadang, kalau kata2 itu tiba2 saja meluncur, akan tetap sama saja. Tidak ada yang kebetulan. Hal sekecil apapun. Semuanya telah digariskan. Sudah tertulis dalam takdir. Mau suka atau tidak, mau senang atau sedih, semuanya memang sudah ada. Terserah kita, mau menanggapinya seperti apa. Ikut larut dalam kesedihan. Atau memaknainya sebagai ujian kehidupan. Telak menambah rasa syukur bahwa ujian demi ujian semakin mendekatkan diri padaNya.
Bahkan bertemu dengan orang baru. Yang sebelumnya tak pernah terlintas dalam pikiran. Jangankan demikian. Bahkan menaruh perhatian padanya saja, enggan. Dan kini, mau tidak mau, suka tidak suka, sempurna sudah menarik perhatian. Habis sudah tenaga mmemikirkannya. Entah kekuatan apa yang membuatnya harus diperhatikan. Entahlah.
Hei, coba lihat sekeliling. Perhatikan. Apa pernah kita mencoba memaksakan kehendak untuk memilih bertemu dengan dia, atau mereka. Atau ingin mendapat ini itu dan segalanya. Tanpa kebetulan atau kehendakNya, manalah akan terjadi yang demikian. Tak akan pernah.
Dan pernahkah kita merasa. Seketika dunia berbalik menyerang kita. Serasa hancur lebur dalam sekejap mata. Runtuh sudah rasa yang sudah terbangun dalam asa. Dan seketika terbangun, hanya ada rintihan hati yang tak menyana. Kalah dalam kebencian yang membabi buta.
Peluk erat2 kebencian itu. Peluk saja seeratnya. Pastikan tak ada yang terlewatkan. Dan biarlah dunia berkata2, terserah apa. Menyaksikan kehendak hati yang tak tersampaikan. Menyaksikan keinginan yang tak berkesudahan. Hingga lelah bahkan lelah datang menyapa. Entahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar