Selasa, 03 November 2015

Menunggu dalam Diam

Masih saja penungguan ini berlanjut. Belum berhenti. Entah sampai kapan seperti ini. Dengan tega membiarkan waktu berlalu. Membunuh masa dengan kejamnya. Dan entahlah. Setiap penantian pastinya menyisipkan rasa lelah. Entah itu saat ini, atau selanjutnya.

Disini, aku masih duduk termenung. Kilau cahaya lampu temaram menyinari pelupuk mata yang mulai terpejam. Senja ini, terasa sangat lama. Seolah waktu menyumbangkan jutaan detiknya saat ini. Meski rintik hujan tak henti-henti sedari tadi.

Aku termangu dalam diam. Menatap lamat-lamat dalam lintasan kenangan. Sesaat aku terjatuh, berdebum di atas rerumputan liar yang basah. Aromanya menyibakkan sejuta memori kecil. Saat aku masih papa, tiada daya.

"Hey, sampai kapankah aku harus menunggu?"

Dan jawaban itu tak serta merta muncul begitu saja.

Begitulah kira-kira. Hanya menjadi penonton yang entah kapan, bisa masuk ke dalamnya. Berkecimpung, tak hanya menepi.

Tidak ada komentar: