Minggu, 15 November 2015

Senja Itu

Dedaunan menelisik dalam riuh semilir angin. Menutup kerlingan bintik cahaya bintang temaram. Mentari senja sudah sedari tadi sembunyi. Enggan muncul. Tumpukan awan kelam menggelantung erat di sudut horizon barat. Teramat berat massanya. Tak secuil pun sinar lolos, menerjang sampai ke mata. Sejauh pandangan, hanya riuh rendah suara angin, berpacu dalam melodi gemerisik daun cemara. Kurus kering. Menyambut musim panas yang riang menyapa.

Dan aku masih di sini. Masih menyimak dengan manis setiap detik jarum jam yang bergerak. Tiada henti.

Menunggu, masih berharap keajaiban muncul.

"Dan ah, berapa lama lagi aku harus menunggu? Berjibaku dengan ketidakpastian?" lirihku.

Tidak ada komentar: