Sabtu, 09 Juli 2016

Kurir Abadi

Benar2 kurir di tengah malam. Sunyi, sepi. Membawa-bawa sesuatu dan entah untuk apa. Dan entah bilamana akan tersadar. Sebenarnya sadar, sih. Sesadar-sadarnya. Entah kapan lah ini akan berakhir. Menjadi kurir abadi dan tak tahu satupun. Dan berada dalam kenyamanan saja dengan kebodohan itu.

Menjadi kurir abadi.

Hey, tunggu dulu. Bukannya aku tak mau. Hanya saja, waktu ini terlalu memburu. Lihatlah, entah jam berapa ini. Bayangkan saja. Aku saja yang dari pagi dan kembali ke pagi lagi. Sudah banyak keluh dan amarah tertahan. Entah itu karena keletihan, ketidakadilan, keberpihakan, dan kebodohan.

Semua menjadi nyata. Bercampur baur menjadi kurir abadi di tengah malam bolong. Berjalan menyusuri kegelapan dalam langkah kaki gontai yang entahlah, sudah berapa kali terjalani.

Tak tertanggung sedikitpun. Tak ada rasa bahkan.

Menjadi kurir abadi yang melakukan entah apa dan entah apa lagi.

Menjadi kurir abadi yang tersenyum bahagia dalam kebodohan dan ketidaktahuannya.

Bertanyalah, pada rumput yang bergoyang.

Tidak ada komentar: