Kali ini masih bercerita seputar tema yang masih hangat-hangatnya diperbincangkan di dunia perkoasan. Koas anestesi. Yang tak lain dan tak bukan memanglah suatu kewajiban untuk melakukan visite pre operasi ke pasien.
Pre operasi ini, alias pre op pasien adalah saat yang tepat bagi calon dokter untuk mempelajari kondisi pasien. Apakah ia layak operasi, adakah penyulit anestesi yang perlu dikoreksi, adakah keadaan-keadaan tertentu yang membuat pasien harus menunggu dahulu sebelum kondisinya distabilkan. Ataukah, harus segera dilakukan operasi secepatnya, yang bersifat emergensi. Ya, itulah yang harus dipelajari di sini.
Melatih ketelitian. Itulah salah satu inti dari anestesi yang tengah kami hadapi. Teliti terhadap hal sekecil apapun. Mulai dari hasil labor yang penting yang berkaitan dengan penyakitnya, kapan terakhir pasien puasa, ada gigi palsu atau tidak, berapa urin outputnya per jam, dan koreksi yang sudah dilakukan.
Simpel sekali bukan?
Tapi ya, disinilah semuanya dipelajari.
Attitude, skill, dan knowledge. Bagaimana sikap dalam melaporkan pasien. Yang kadangkala memang, kalau lagi sedang malas-malasnya, malas juga rasanya harus pre op dan melaporkan. Tapi suka tidak suka, tetap harus dilaporkan.
Skill. Bagaimana caranya menambah speed dalam mencatat resume penting temuan pada pasien yang sudah ada indonesia rayanya. Bagaimana pula kecekatan kita dalam mempersiapkan alat terutama statics, menguasai kondisi ruangan OK beserta tempat-tempat peralatan yang ada, dan sebagainya.
Dituntut juga skill seperti mampu memasang iv line, intubasi, facemasking, monitoring, dll. Yang itu sih, untung-untungan juga. Juga seberapa besar kemauan kitanya. Kalo lagi rajin boleh minta, biasanya dikasih. Kalo lagi males, nggak minta pun nggak bakal dikasih.
Knowledge. Dapat dideteksi saat ditanya konsulen, atau pas ujian. Nah komplitlah disini. Melibatkan ke 5 inderawi.
Yang selalu bikin deg-degan itu ya, pas dinas. Lagi sunyi sepi di kamar koas, tetiba terdengar ringtone hp hotline anes berbunyi. Nyaring sekali. Langsung sinus takikardi. Horor banget pokoknya. Apalagi yang matanya melek-melek tanggung. Langsung terbangun, walau kadang rasa malas masih tetap setia menyapa.
Trus, yang nggak kalah bikin deg-degan nya lagi, ya, pas ngelapor ke konsulen. Warna warni bangetlah. Nano-nano rasanya. Tiap orang berbeda. Berbeda pula sensasinya. Ya, nikmati sajalah. Namanya juga belajar. Salah-salah sedikit, dimarahi sedikit, wajarlah bagi seorang pembelajar sejati.
Thats all. Just share what i have today. Seperti pain, nyeri. Terkadang perlu terapi kognisi dan perilaku untuk dapat menghilangkan nyeri. Setidaknya untuk mengalihkannya, ya, dengan cara mengganti fokus kita pada hal lain. Salah satunya dengan menumpahkan segala perasaan yang membuncah dalam jiwa, sebentuk sebuah tulisan. Semoga dengan ini, semakin meningkat ambang rasa yang saya punya.
Sehingga bisa lebih tangguh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar