Semua akan indah pada waktunya... begitulah hal yang akan dan terus selalu bergema di hati para ikhwan dan akhwat yang mulai memasuki masa-masa penantian. Memang demikian adanya, sebuah penantian panjang yang tak menentu, tapi isyarah nabi Muhammad seolah menjadi hawa sejuk di tengah padang pasir, memberikan keoptimisan bahwa janji Allah itu benar. Layaknya masa kejayaan Konstantinopel dahulu berhasil ditaklukkan oleh Muhammad Al Fatih setelah penantian panjang lebih kurang 800 tahun hingga akhirnya masa itu menjadi kenyataan yang tak terelakkan.
Begitu juga dengan perrmasalahan hati. Sejak dalam rahim sebelum roh ditiupkan oleh melalui perantara malaikat, sudah ditentukan takdirnya. Apakah janin ini hidup atau mati sebelum dilahirkan, kelak saat lahir apakah ia akan lahir sempurna atau cacat, lalu apakah ia akan menjadi orang baik atau sebaliknya, rezeki, jodoh, dan mautnya sudah ditentukan sebelumnya. Sungguh, tiada usaha kita untuk dapat menidakkan takdir yang sudah terpateri dalam Lauhul Mahfuzh ini, dengan ikhtiar, doa, dan tawakkal semoga kita dapat menjemput takdir yang terbaik, aamiin.
Rasa yang tumbuh saat ini bukanlah rasa yang harus dibabat mati, apalagi dibunuh dan dikubur dalam-dalam. Kalau sudah mampu dan siap lahir bathin apa salahnya menikah saja. Tapi selalu ada-ada saja halangannya, namanya juga bersegera dalam kebaikan dan menyempurnakan separuh agama pastinya ada yang menghalangi. Membisikkan nada-nada minor dalam hati sampai ragu dan bimbang. Merasa selalu saja ada yang kurang atau yang belum bisa. Hmm, namanya juga usaha pasti butuh keoptimisan dan tidak asal memilih saja.
Perlu digarisbawahi disini, perasaan galau itu jika datang sesekali tak apa. Pertanda sinyal-sinyal tertentu tengah tumbuh dalam fase siklus kehidupan manusia normal. Hanya saja jika rasa galau tersebut datang tak jemu-jemu, sampai-sampai menguras pikiran dan kalbu, ini jelas berbahaya. Bahasa kerennya sekarang itu virus merah jambu (VMJ). Kenapa harus virus yang disalahkan? Toh, virus tak bersalah menularkan racun-racun cinta pada hati manusia. Tapi sekali lagi, virus ini meski ukurannya kecil sekali bahayanya luar bidahsyat.
Oke, awalnya hanya ingin menjaga hati agar tak terkotori dengan pikiran-pikiran aneh. Tapi memimpikan si dia yang kelak menjadi calon imam kita, atau diam-diam menyimpan rasa dengannya karena luar biasanya dia, apa salahnya? Coba pikirkan, kalaulah saja sempat pikiran kita dipenuhi oleh si dia, mau ini ingat dia, itu ingat dia, lalu kapan ya ingat Allah? Kapan ingat zikir pada Allah? Sibuk sajalah memperbaiki diri, mendekatkan diri pada Illahi, Insha Allah jodoh yang baik, yang soleh tak akan lari. Aamiin.
Masih ingatkah di Al-Quran QS An-Nuur ayat 26 jelas diterangkan bahwa “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” . Jadi ukhty-ukhty, marilah kita sibuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri, dan otomatis segala gundah gulana dan galau itu akan hilang dengan sendirinya. Bukankah Allah SWT telah berjanji dalam QS Al Ashr ayat1-3, “Demi masa, sesungguhnya manusia merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, yang saling nasehat-menasehati dalam kebaikan, dan saling nasehat-menasehati dalam kesabaran”. Insha Allah, semua akan indah pada waktunya. Semoga bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dan dapat diamalkan dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar